Yang ini testimoni dari
salah seorang penggemar tausiyah Ustadz Yusuf Mansur (UYM) yang dimuat di laman
www.yusufmansur.com.
Berikut kisahnya yang sedikit panjang.
Assalamu’alaikum wr. wb
Ustadz Yusuf Mansur (UYM)
Perkenalkan saya Ayu,
penggemar tausyiah UYM terutama masalah sedekah. Saya akan cerita pengalaman
pribadi tentang efek dari sedekah seperti yang UYM selalu anjurkan. Langsung
aja ya Ustadz ceritanya.
Saya pribadi percaya
sekali akan kekuatan sedekah, namun saya masih belum bisa seperti UYM yang
sanggup sedekah sampai dengan 100%, insyaAllah saya akan terus belajar.
Saya punya suami yang
tidak begitu yakin akan kekuatan sedekah. Menurut suami saya, kewajiban muslim
adalah zakat 2.5%, itu saja yang wajib dilakukan. Kalau masih berlebih baru
sedekah karena sifatnya tidak wajib.
Saya sendiri tidak setuju
dengan prinsip suami seperti itu. Terkadang kami berdebat masalah ini. Karena
bagi saya, setiap bulan setelah menerima gaji wajib dikeluarkan zakat 2.5% dan
sedekah semaksimal mungkin.
Tapi lama-lama saya capek
juga debat karena suami saya keukeh dengan prinsipnya.
Suatu saat saya
mendengarkan video UYM di YouTube mengenai “Naik Gaji 7 juta per bulan menjadi
125 juta per bulan karena sedekah gaji 1 tahun”.
Setelah mendengar video
ini saya sengaja puter lagi dekat suami dengan volume yang besar, dengan tujuan
supaya suami denger juga.
Setelah video selesai,
saya sengaja pancing suami saya ingin tau gimana responnya. “Pa,mantab juga ya
dari gaji 7 juta per bulan menjadi 125 juta per bulan hanya karena sedekah.
Kita coba yuks”…
“Itu beneran apa,
jangan-jangan promosi doang…”
“Masa promosi, itu kan
pengalaman pribadi adiknya UYM. Masa ya UYM bohong…”
“Bukan bohong, tapi kan
kejadian seperti itu 1 banding berapa?”
Haduuhhhhh, rasanya
dongkoolll banget dengar komentarnya.
Akhirnya saya hanya
berdoa minta sama Allah SWT supaya suami disadarkan akan pentingnya sedekah,
karena sebenarnya yang merasakan manfaatnya ya kita sendiri.
Satu tahun berlalu,
sampai suatu ketika suami saya kena PHK karena perusahaannya tempat bekerja
sedang gonjang-ganjing.
Tadinya waktu teman-teman
suami saya sudah terkena PHK duluan, suami saya bilang mau resign aja dan pindah kerja di perusahaan
lain.
Saya bilang jangan,
karena setelah dihitung-hitung, resign hanya mendapatkan pesangon maksimal 2
kali gaji, sedangkan PHK bisa dapat minimal 10 kali gaji, karena suami saya
sudah bekerja lebih dari 10 tahun.
Alhamdulillah suami mau
mendengar pertimbangan saya. Intinya kami hanya menunggu giliran suami kena
PHK, meskipun secara pribadi saya kebat-kebit juga karena saya baru hamil 2
bulan.
Saya kembali ingat
tauziah UYM mengenai Seberapa besar KEYAKINAN kita kepada Allah SWT. Akhirnya
saya berdoa dan pasrah minta yang terbaik buat masa depan kami dan YAKIN pasti
Allah SWT akan memberikan yang terbaik menurut-Nya.
Singkat cerita, akhirnya
tiba juga giliran suami saya kena PHK. Saya hanya bisa mengucapkan Innalillahi
wa innailaihi roji’un dan Alhamdulillah. Saya memantapkan hati berarti ini
memang yang terbaik menurut Allah SWT.
Setelah dapat keputusan
paginya, malamnya kami diskusi panjang mau diapakan pesangon ini.
Alhamdulillah saya ingat
video UYM yang pertama. Saya bilang saatnya sekarang papa harus yakin akan
janji Allah SWT mengenai sedekah.
Saya bilang papa mau gaji
berapa per bulannya? Suami saya bilang kalau 50 juta per bulan kebesaran ga ya?
Saya bilang jangan
mengecilkan Allah SWT, mau seberapa besar kita minta kalau menurut Allah SWT
kita pantas mendapatkannya pasti dikasi. Karena suami ga pede, mintanya 30 juta
per bulan saja katanya.
Akhirnya kami hitung 30
juta per bulan x 12 bulan x (10%) = 42 juta. Mantap, sudah kami sedekahkan
senilai itu (ada sebagian yang suami gunakan untuk berangkat umroh, kami anggap
sebagai salah satu bentuk sedekah juga).
Memang Allah SWT tidak
akan ingkar terhadap janjinya.
Alhamdulillah 1,5 bulan
setelah suami kena PHK, suami dapat tawaran untuk interview kerja.
Pada saat ditanya salary yang diminta berapa, suami bilang 26
juta per bulan.
Dan tanpa
disangka-sangka, suami langsung diterima dengan gaji 30 juta per bulan, sesuai
dengan yang diinginkan sebelum mengeluarkan sedekah.
Suami sampai takjub,
ternyata memang benar Allah SWT tidak akan ingkar terhadap janjinya selama kita
YAKIN.
Sampai-sampai suami
bilang begini : kenapa ya waktu itu papa tidak pede minta gaji 50 juta per
bulan, bener kata mama, kalo kita tidak boleh mengecilkan Allah SWT, karena
apabila Allah SWT sudah berkehendak pasti akan terjadi. Yang penting kita mau
bersedekah dan yakin…
Alhamdulillah Ya Allah,
Engkau sadarkan suami hamba dengan cara-MU yang tidak disangka-sangka.
Setelah diterima, masih
ada ganjalan sedikit, suami disuruh segera tanda tangan kontrak dan mulai
kerja. Suami saya minta waktu untuk diskusi dengan istri.
Suami sempat bingung
karena mulai kerjanya itu bersamaan dengan jadwal umroh. Suami saya takut kalau
perusahaan berubah pikiran apabila suami minta waktu mulai kerja setelah umroh.
Saya bilang, kalau memang
perusahaan ini tingkat toleransi agama nya tinggi, pasti boleh, karena umroh
adalah ibadah juga.Akhirnya bener, suami dibolehkan menyelesaikan umrohnya dulu
baru mulai kerja.
Alhamdulillah…Alhamdulillah…Alhamdulillah.
Saya dan suami tidak berhenti bersyukur akan rejeki dari Allah SWT ini.
Setelah kejadian ini
suami saya sangat mantab 1000% akan kekuatan sedekah dan kami tidak pernah
berdebat lagi masalah sedekah.
Terima Kasih UYM atas
ilmu yang telah diajarkan kepada kami melalui tausyiahnya. Semoga UYM diberi
pahala yang setimpal oleh Allah SWT. Aamiin.
Wassalamu’alaikum wr.wb
(afq)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar